Sebagai
mahasiswa yang baik Anda belum saatnya juga sibuk menggonta-ganti gadget
terbaru, membeli barang-barang mahal yang tidak mendukung sarana kuliah, dan
nongkrong sana-sini yang tidak bermanfaat. Anda telah membuang waktu muda yang
sia-sia, karena Anda tidak paham perbedaan antara menikmati masa muda dan masa
muda masa merencanakan impian. Secara tidak sadar Anda juga sudah membiasakan
diri menjadi pribadi yang konsumtif.
Orang
yang tidak biasa, pastinya akan protes dengan apa yang saya tulis dalam artikel
ini. Kampus bukan lagi satu-satunya tempat belajar. Kampus bukanlah tempat
pasang gaya dengan branding sebagai anak kuliahan. Jadilah mahasiswa yang
benar-benar mengerti bahwa kampus adalah tempat mengembangkan diri
sebanyak-banyaknya.
Suatu
saat Anda akan mengerti, bahwa berhasil atau tidaknya belajar di Perguruan
tinggi akan Anda rasakan ketika terjun kedalam dunia kerja dan berapa besar
keilmuwan yang mampu Anda terapkan dalam kehidupan. Sekali lagi, kualitas
keilmuwan Anda tidak lagi dilihat dari tinggi dan banyaknya title pendidikan,
namun hal itu akan terlihat dari pembawaan Anda, apa yang ada dalam diri Anda,
bagaimana Anda berkata dan bertindak, serta kualitas finansial dan kualitas
kehidupan Anda nantinya.
Mulai
saat ini, belajarlah dimanapun Anda berada, karena pengetahuan yang
sesungguhnya ada disetiap lingkungan kita. Selama kita masih hidup, maka selama
itulah tak ada yang namanya kata berhenti dalam belajar.
Seberapa pun hebatnya
prestasi akademis yang dapat Anda lihat nanti pada secarik kertas IPK, kita
tetap perlu memiliki intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka
terhadap perasaan orang lain, dan kemampuan interaksi dengan sesama. Orang yang
memiliki intelegensi sosial tinggi akan mampu menguasai keadaan, mampu
bekerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim. Inilah salah satu keberhasilan
dalam belajar yang sesungguhnya.
Lantas
kegagalan belajar lainnya apa? Kegagalan selanjutnya, yaitu Anda yang memiliki
soft skill rendah tidak akan mampu mempraktekan ilmu yang telah diperoleh.
Mereka yang telah diakui sebagai Sarjana kelas A dalam kertas daftar nilai,
tidak pernah mempraktekan ilmu tersebut karena kebanyakan dari mereka hampir
berpikir teoritis. Inilah akibat Anda datang kampus hanya duduk dan diam.
Anda
gagal paham, Anda gagal belajar kalau berpikir tidak ada kampus berarti Anda
tidak bisa belajar, kalau tidak ada Dosen yang datang ke ruang perkuliahan
berarti Anda tidak bisa belajar. Sekali lagi Anda gagal sedari awal memaknai
arti belajar yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar