Menjadi
kaya adalah pilihan hidup, bukan kebetulan apalagi takdir. Cerita sukses
orang-orang yang kaya sebelum menginjak umur 40 tahun membuktikan peribahasa
tersebut benar adanya. Sebut saja nama pendiri Snapchat Evan Spiegel, pendiri
Facebook Mark Zuckerberg atau pendiri Uber Travis Kalanick. Beberapa di
antaranya sudah menggenggam uang triliunan bahkan sebelum memasuki usia 30
tahun.
Bagaimanapun
kondisi sekarang sebaiknya Anda tetap harus bisa mengupayakan untuk melanjutkan
hidup ini dengan tenang. Anda bisa mengurangi rasa sedih dan rasa kuatir yang
disebabkan oleh masalah keuangan. Kita
semua paham kalau masalah manusia adalah tujuh puluh persen soal keuangan.
Jackie
Chan, sosok bintang film asal Hong Kong,
Ia tidak dapat diberi makan ketika masih bayi, orang tuanya ingin menjual
Jackie kepada seorang dokter kandungan.
Pada usia 7 tahun Jackie terpaksa
harus bekerja di Academy of Chinese Opera, selama 10 tahun, 7 hari seminggu,
tiap hari dari pagi hingga tengah malam. Tahukah Anda? Kini Jackie Chan yang
dulunya miskin, telah berhasil mengubah diri sebagai pria yang berpenghasilan
miliaran dollar pertahun.
Kita
juga bisa melihat Abraham Lincoln, sosok pria yang dilahirkan di pedalaman
Kentucky 1809, Ia memulai bekerja sebagai pemotong rel kereta api lalu
pengemudi kapal laut, pernah menjadi penjaga toko, pengantar pos surat dan juru
ukur tanah. Perjuangannya sangat
panjang, menjadi pengacara, mencoba bisnis dan beberapa kali gagal, namun ia
telah berhasil membuktikan sebagai salah satu Presiden Amerika yang dikenang
dengan karya-karya besar legendaris, yang terutama adalah menghapus sistem
perbudakan. Kemiskinan dan penderitaan bukan
halangan untuk sukses, bahkan menjadi kekuatannya.
Mereka
semua adalah orang miskin yang sukses, karena mereka berpikir, bahwa kemiskinan
bukan penghalang untuk menjadi sukses. Ada ratusan, banyak orang seperti
mereka. Mereka tahu untuk menjadi kaya adalah dengan menjadi orang yang lebih
berharga. Mereka telah menemukan cara untuk untuk terus menambahkan nilai nyata
dalam hidup dirinya dan juga orang lain. Semakin banyak nilai yang mereka
sumbangkan, semakin banyak uang yang mereka dapatkan.
Intinya
mereka tidak perlu harus mengejar visi di kuadran baru untuk menjadi seorang
pengusaha demi meraih keuntungan pribadi yang berlipat ganda. Mereka
melakukannya dengan terus mengembangkan pengetahuan, keahlian yang spesifik,
dan menemukan cara bagaimana memberikan kepada lebih banyak orang lagi. Jika
demikian lantas apa yang terjadi kenapa sampai sekarang kesulitan keuangan
masih dialami oleh kebanyakan orang.
Itu
terjadi karena Anda tidak memiliki tujuan keuangan yang spesifik. Anda hanya
selalu melakukan apa yang biasa dilakukan, karena itu Anda hanya mendapatkan
apa yang biasa didapatkan. Anda adalah orang yang percaya bahwa tujuan keuangan
hanyalah membayar sewa dan tagihan untuk menyambung hidup.
Jawaban
berikutnya karena Anda tidak sadar akan kekayaan sejati kita. Kekayaan yang
saya maksud adalah kemampuan kita untuk bisa menguasai hidup. Sebab
Anda yang tidak dapat kuasai diri Anda sendiri, maka sampai kapanpun kebahagian
tidak pernah Anda temukan. Sebesar apapun gaji Anda, tidak akan membuat
Anda merasa senang. Anda akan selalu merasa kesulitan meraih kekayaan. Anda
adalah orang emosional ketika berbicara soal uang.
Pengarang
buku “How Rich People Think”, Steve Siebold pernah mewawancara lebih dari 1200
orang kaya di dunia dalam 30 tahun terakhir. Dari temuannya, Siebold mendapati
setidaknya ada lebih dari 100 perbedaan pemikiran orang kaya dengan orang kelas
menengah mengenai uang. Salah satu perbedaan yang paling mendasar
adalah kelas menengah melihat uang secara emosional, sementara orang kaya
melihat uang dengan lebih logis. Keputusan emosional inilah yang kerap membuat
kelas menengah sulit naik kelas dan tetap dalam lubang kesulitan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar