Artikel Terkini

Jasa Layanan Menulis

Kami adalah Freelancer yang menawarkan jasa/layanan penulisan yang berkualitas dan bergaransi, serta dengan harga terjangkau untuk sebuah ko...

Selasa, 30 Juni 2020

Belajarlah dari Pengalaman Orang Lain agar Menuai Sukses

“Bergaul dengan orang yang berpikir negatif dengan sendirinya mendorong Anda jadi pemalas, gagal.”

-Anthony Robbins-

 

    Memang,, semua orang pasti pernah mengalami kehidupan yang malang melintang. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang dulunya belum bisa memahami diri, bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Sebuah usaha yang harus terus menerus dilakukan demi mencapai tujuan. Bukan hidup yang banyak menghadirkan keluhan, rasa selalu ingin dibelaskasihi, mengaharapkan selalu bisa menerima dari orang lain bukan mengharapkan bisa memberi. Sungguh itu mental yang dapat menghancurkan kemandirian kita untuk berkembang. Seolah-olah tidak percaya pada kemampuan diri kita sendiri jika kita tidak pernah sadar dengan potensi diri yang kita miliki cukup kuat untuk menciptakan keberhasilan. Pribadi mandiri harus kita bentuk sejak awal, dengan demikian kita akan menjadi terbiasa untuk hidup mandiri dikemudian hari.

        Mengapa kita harus segera menjadi mandiri? Kalau orang tua kita kaya dan punya segalanya yang berkelimpahan untuk apa kita mempersulit diri? Untuk apa kita menyibukan diri? Pertanyaan itu terdengar tidak masuk akal bagi mereka yang sudah ada dalam skup orang berkelimpahan harta. Tetapi yang terjadi sesungguhnya ialah, telah banyak orang yang gagal meregulasi diri, mengatur diri untuk menyelesaikan persoalan hidup yang dialami. Kemandirian bukan saja persoalan uang, kemandirian bukan saja tentang hidup secara ekonomi. Namun kemandirian ini adalah mentalitas hidup yang diharapkan bangsa ini untuk terus dikembangkan, sehingga kita bisa menjadi generasi yang mempunyai leadership yang tinggi dalam menyelesaikan persoalan segala persoalan. Kalau pribadi kita mandiri, masyarakatpun akan menjadi mandiri, kalau masyarakat mandiri, maka bangsa Indonesiapun akan tumbuh menjadi bangsa yang kuat karena memiliki warga yang memilki mentalitas hidup yang kokoh, kuat, dan maju dalam pembangunan.

        Saya mempunyai seorang teman yang semangat juangnya layak untuk diceritakan pada buku ini. Betapa kuatnya orang ini bekerja, betapa hebatnya orang ini melalui sisi-sisi kehidupan yang penuh cobaan. Ia terbiasa memimpin sejak usianya sangat muda, bahkan lebih muda dari saya pada saat itu. Hidupnya tergolong tidak punya secara ekonomi, tapi apakah dia bermental pecundang ala mahasiswa yang 3K (kuliah, kost, tidur). Saya rasa tidak, sewaktu sama-sama menempuh pendidikan di bangku kuliah Ia banyak sekali melahirkan ide-ide brilian lewat tulisan dan organisasi-organisasi kecil yang Ia bentuk di kampus. Ia banyak melahirkan perubahan. Ia banyak menciptakan prestasi untuk diri dan teman-temannya saat itu.

    Sayapun tak pernah malu belajar darinya, padahal Ia itu adik tingkat saya berselang 4 semester. Saya belajar mengelola kelompok organisasi darinya, saya belajar menciptakan ide-ide cemerlang darinya seperti pada saat saya menulis buku ini. saya belajar menciptakan karya hidup yang dikemudian hari diharapkan bisa memberi manfaat positif kepada masyarakat luas. Bisa menjadi agen perubahan untuk bangsa ini. Jangan pernah malu belajar dari orang lain!

    Hari ini saya hanya punya semangat, keberanian, dan modal keyakinan yang membuat saya selalu bertahan. Ini yang membuat saya bisa hidup dalam sebuah kesederhanaan dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Keluarga yang saya cintai adalah motivasi untuk mengambil lompatan-lompatan menuju kesuksesan tertunda selanjutnya. Ayah dan ibu selalu menjadi pemandangan yang tidak pernah bosan untuk dipandang di koleksi foto saya. Daripada tidak punya semangat, tidak pernah melakukan tindakan-tindakan kecil seperti yang dilakukan oleh teman saya, akan lebih baik ketika kita bisa menjadi mereka yang tetap semangat untuk berjuang menatap masa depan. Akan terus saya perjuangkan, walaupun harus menyakitkan!

        Apapun situasimu belajarlah, jangan pernah kehilangan pelajaran kehidupan. Selagi masih hidup, teruslah bermimpi. Dikehidupan ini tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Siapapun orangnya dan apapun tingkatannya pasti selalu berhadapan dengan masalah. Barack Obama, dulu adalah seorang pemuda yang berjuang dari bawah, walaupun dia keturunan African American, yang memiliki sejarah panjang menjadi warga negara kelas 2 di dalam sejarah Amerika. Ia seolah menjadi mimpi yang menjadi kenyataan yang diilhami oleh tokoh pejuang persamaan hak Martin Luther King Jr, yang berjuang menegakkan azas persamaan hak.  Obama telah memutar balikkan wajah peradaban dunia dengan mendudukkan diri sebagai The First African American President in American History. Ia berani melewati berbagai krisis dalam hidupnya, Ia adalah salah satu figur seorang pemimpin yang pantas diakui dunia.

        Rekan-rekan muda, mari kita bangkit dan berdiri, serta mulai jeli melihat kesempatan-kesempatan emas apakah yang Tuhan sedang berikan kepada kita lewat setiap krisis yang kita alami? Seperti yang saya katakan di awal buku ini, mungkinkah Tuhan sedang membentuk karakter kita? Mungkinkah Tuhan sedang melipatgandakan kompetensi kita sebagai calon-calon pemimpin masa depan Indonesia bahkan dunia? Maukah Anda?

        Perlu juga kita ketahui, memang betul Bill Gates sukses bukan karena pendidikan (formal) yang menyandang gelar, juga Purdi E Chandra mendirikan Primagama padahal belum lulus kuliah. Tetapi harap diingat bahwa hanya satu diantara seribu atau berjuta orang yang seperti mereka. Mereka harus diperlakukan sebagai anomali dalam sebuah kejadian, mereka bukanlah suatu kebetulan saja. Artinya sukses yang diperoleh pasti ada hubungannya dengan belajar yang Ia tempuh walau bukan di bangku sekolahan atau Universitas.

        Kemampuan teknis adalah hard skill yang dipelajari di kelas dan di laboratorium. Mereka yang belajar dengan rajin, giat, dan tekun akan memperoleh kemampuan teknis yang baik, dicerminkan salah satunya dengan pencapaian nilai yang tinggi dan jujur. Contohnya adalah kemampuan membuat sebuah model. Perusahaan dapat dengan segera melihat apakah seorang calon karyawan benar-benar dapat membuat model pada saat diuji. Masalahnya, mempunyai kemampuan teknis yang tinggi saja tidaklah cukup Anda perlu belajar lebih banyak lagi dari berbagai sumber salah satunya adalah melalui buku dan pengalaman hidup orang lain.


Rabu, 17 Juni 2020

Jangan 100% Percaya pada Orang yang Ahli dalam Hal Apapun. Karena Tetap Saja Dia Adalah Manusia Biasa yang Terkadang Bisa Saja Keliru

“Ketika Anda berinovasi, Anda harus siap bahwa orang-orang akan mengatakan Anda gila.”

-Arry Ellison-

 

Sulit rasanya menolak dan mengabaikan pendapat para pakar atau orang yang kita sebut sebagai ahli pada bidang tertentu. Sebagai sebuah contoh ketika saya dulu pernah berjualan madu lebah asli di kampus saya kuliah ada beberapa dosen saya yang berpendapat sinis. Ia mengatakan sulit menjual madu lebah, karena konsumen atau pembeli sudah sering katanya tertipu oleh agen penjual madu lebah dari daerah tempat saya tinggal. Katanya Ia sering tertipu oleh tukang penjual madu palsu (madu yang tercampur dengan gula merah atau sejenisnya).

Hati saya spontan membeku mendengar perkataannya sungguh menyakitkan. Seakan-akan Ia menilai saya sama dengan penjual madu yang lainnya. Ketika itu dengan perasaan kecewa sayapun menantangnya dengan melakukan tes keaslian pada madu itu. Saya ajak untuk membuktikan dengan menaruhnya di kulkas. Saya memberitahu kalau madu itu membeku berarti madu itu tidak asli.

Sudah sekian lama madu itupun saya keluarkan dari prizer kulkas lalu hasilnya madu itupun tetap utuh seperti keadaan semula. Dengan santainya Ia berkata tindakan itu tidak dapat membuktikan keaslian madu lebah. Sayapun membuktikannya dengan meneteskan cairan madu di atas tanah berdebu, membakar beberapa tetesan madu dengan sebatang korek api. Hasilnya tetap saja Ia tidak percaya dengan apa yang saya lakukan.

Lalu Ia menawari saya untuk tes di laboratorium, ya tentu saya menolak karena saya tahu modal untuk uji lab saja tidak punya pada waktu itu. Ia pun menertawakan saya dengan berkata” Apakah Anda takut kalau madu lebahnya ketahuan tidak asli? Hehehehe… sambil tertawa” karena saya merasa sedikit jengkel dengan konsumen yang seakan-akan menjatuhkan harga diri saya.

Sayapun menantangnya dengan tindakan konyol yaitu dengan taruhan. Terus terang saja, saya berani menantangnya taruhan karena madu lebah itu saya sendiri yang memanjatnya bersama paman di atas pohon. Saya berkata seperti ini “Jika madu lebah itu tidak asli saya akan membayarnya 5 kali lipat dari harga jual madu saat itu, dan jika madu lebah itu asli Ia harus bersedia membeli 1 jirigen madu lebah saya. Sontak saja Ia langsung berkata “itu enaknya di Anda, tidak enak di saya” lalu sayapun menjawabnya “ terserahlah” dan saya langsung berpamitan untuk pergi dari ruangan itu karena sudah bosan untuk meyakinkannnya.

Pada suatu hari, beberapa dosen, pegawai, dan teman-teman mahasiswa yang sudah pernah membeli madu langsung dari saya meminta madu yang sangat banyak. Sampai-sampai saya kehabisan stok di rumah. Bahkan salah satu dosen yang pernah menolak saya dulu itu pun ikut menelpon saya untuk membeli 2 botoh madu lebah. Mungkin Ia baru tahu reputasi saya sebagai penjual madu dari teman-temannya di kampus. Sayapun tertawa ketika membawakan 2 botol madu ke ruangannya.

Saya berikan Ia dengan penawaran spesial, saya berikan Ia menghabiskan madu itu dengan pembayaran dibelakang atau saat madu itu habis dikonsumsi. Iapun merasa senang, Ia menolak penawaran spesial itu. Entah kenapa, mungkin karena perasaan tidak enak Ia langsung membayar madu itu saat itu juga.

Dari sinilah saya belajar banyak hal kalau kita tidak perlu menelan mentah-mentah pendapat para pakar. Orang yang ahli pada bidang tertentu belum tentu bisa menilai sesuatu dengan tepat. Bukan saya berarti meremehkan para professional yang ahli dibidangnya. Namun ini penting kita ketahui bahwa, ambilah pendapat para pakar itu sebagai kekuatan dan referensi saja dalam bertindak. Andai saja saya percaya penuh pada pendapat salah satu dosen yang ahli kimia yang mengatakan saya tidak akan berhasil menjual madu lebah itu di kampus. Mungkin saja saya tidak akan punya modal dan keberanian untuk berkembang seperti sekarang ini.

Jadi jangan 100% percaya pada orang yang ahli dalam hal apapun itu. Karena tetap saja dia adalah manusia biasa yang terkadang bisa saja keliru dalam memprediksi atau menilai sesuatu. Lebih baik percayalah pada diri sendiri dan yakinlah pada diri sendiri.

 

 


Jumat, 12 Juni 2020

Belajarlah Sungguh-sungguh Agar Kamu Berhasil Sungguhan

Belajarlah yang benar!!!!



“Hidup itu bukan soal menemukan diri Anda sendiri. Hidup adalah tentang menciptakan diri sendiri.”

-George Bernard Shaw-

 

Untuk apa kita kuliah? kurang lebih itulah pertanyaan yang sering ditanyakan teman saya waktu awal kuliah dulu, dan sampai sekarang masih hangat membekas dalam ingatan saya. Buat apa kita kuliah jika sampai saat ini ribuan Sarjana yang masih menganggur dan sekian banyak pula yang sibuk dan bingung mencari pekerjaan. Apakah dengan menempuh pendidikan yang semakin tinggi akan dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita dan termasuk harapan orang tua kita.

Lalu, dada sayapun terisak dan mulai serius berpikir dengan pertanyaan itu. Sayapun menjelaskan “pokonya jalani saja dulu, persoalan nanti setelah selesai kuliah bisa mendapat kerja sesuai harapan atau tidak itu persoalan belakangan”. Saya juga katakan kepadanya bahwa soal rejeki sudah ada yang mengatur. Sesudah sekian lama berjalan akhirnya kitapun sama-sama menyelesaikan studi.

Singkat cerita setelah sekian lama bertemu Ia sesekali pernah menelpon saya. Ia sering menertawai saya karena saya diketahui selalu sibuk dengan sebuah komputer dan tas ransel yang berisi buku kemanapun saya pergi. Ia selalu meledek saya dengan kata begini “sudahilah membaca bukumu itu, jangan terlalu serius sekali jadi orang” sayapun mengernyitkan alis. Sayapun berkata dalam hati “pantas saja akun media sosialnya dipenuhi dengan kata-kata kurang sedap. Padahal lulusan Perguruan tinggi terbaik, tapi mulutnya protes saja dengan kondisi hidupnya.

Ini bukanlah persoalan menjelekan seorang teman, namun lebih dari itu. Kita bisa menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran hidup. Setelah sekian lama selesai menempuh pendidikan ternyata teman saya itu masih mengganggur, katanya sulit mendapat pekerjaan. Ketika diterima di sebuah instansi, kabarnya Ia pun merasa kesulitan, merasa payah, menganggap diri bodoh, dan akhirnya jenuh dengan pekerjaannya. Sayangnya Ia tidak berpikir untuk belajar lagi di dunia kerja. Ia berpikir ilmu kampus yang sudah usang itu seluruhnya akan dapat digunakan.

Setelah lama saya telusuri ternyata terdapat perbedaan yang cukup besar mengenai pemahaman seseorang terhadap makna belajar yang sesungguhnya ketika seseorang ada di dunia kampus (sekolah) dan di dunia kerja. Ketika di kampus, entah apapun alasannya, kita punya niat untuk belajar. Kita membaca buku yang disuruh guru atau dosen. Kita mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan membuat paper sebagai persyaratan untuk mendapat nilai mata kuliah. Kita mau belajar sekalipun karena terpaksa.

Lantas ketika Anda berada di dunia kerja, Anda mulai bertanya kenapa harus terus belajar. Setelah selesai sekolah atau kuliah dan setelah mulai kerja, minat belajar sedikit banyak mengalami perubahan. Tidak ada lagi menuntut kita untuk membaca. Tidak ada dosen yang menyuruh kita mengerjakan tugas di rumah. Tidak ada keharusan bagi kita untuk membaca buku. Proses belajar berubah setelah selesai kuliah.

Disadari atau tidak, kita tidak pernah berhenti belajar. Apakah itu karena alasan tertentu atau karena keadaan memaksa, kita terus belajar. Namun, proses belajar ini sering tidak kita arahkan. Kita tidak fokus terhadap apa yang seharusnya dipelajari. Ada yang memberikan Anda nasehat untuk hal-hal yang perlu dipelajari, tetapi nasihat-nasihat itu kadang lewat begitu saja.

Kita memahami betul bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan individu agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh setiap individu, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialami dalam setiap periode perkembangan.

Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan individu. Pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami seseuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.

Proses belajar yang benar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan kompetensi (keterampilan, intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon sesuatu rangsangan (stimuli).

Pendidikan dapat membukakakan jalan yang lebih besar untuk menjadikan seseorang meraih impiannya. Orang yakin dan percaya untuk menanggulangi kemiskinan, cara utama adalah dengan memperbesar jumlah penduduk yang bersekolah dan terdidik dengan baik. Dengan kata lain, pendidikan dipandang sebagai jalan menuju kemakmuran.

Pendidikan semestinya mengarah kepada kreativitas. Artinya, pendidikan harus membuat orang menjadi kreatif. Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi kreativitas dan potesi inilah yang ingin dijadikan aktual oleh pendidikan. Semangat kreatif, non konformist dan ingin tahu, menonjol dalam diri manusia muda. Manusia umumnya bersikap kritis terhadap nilai-nilai yang ada dan jika mereka menemukan bahwa nilai-nilai itu sudah ketinggalan jaman, maka mereka ingin merombaknya. Disinilah pendidikan berfungsi ganda, menyuburkan kreativitas, atau sebaliknya mematikan kreativitas.

Penekanan terakhir yang digariskan oleh UNESCO sebagai tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia sempurna. Pendidikan bertugas untuk mengembangkan potensi-potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, yang tahu kadar kemampuannya, dan batas-batasnya, serta kerhormatan dirinya.

Pembentukan manusia sempurna ini akan tercapai apabila dalam diri seseorang terjadi proses perpaduan yang harmonis dan integral antara dimensi-dimensi manusiawi seperti dimensi fisik, intelektual, emosional, dan etis. Proses ini berlangsung seumur hidup. Jadi konkritnya pada pokoknya pendidikan itu adalah humansisasi, karena itu mendidik berarti memanusiakan manusia muda dengan cara memimpin pertumbuhannya sampai dapat berdikari, bersikap sendiri, bertanggung jawab dan berbuat sendiri.

Pertanyaan saya adalah bagaimana Anda dapat belajar dengan benar? Sementara, Perpustakaan di sekolah atau kampus yang ada jarang Anda bisa manfaatkan secara optimal ketika sebagai siswa atau mahasiswa. Demikian pula perpustakaan umum yang ada di setiap kota kabupaten yang tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak begitu banyak.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca. Sehingga wajar apabila Indeks Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia juga rendah. Kebanyakan sekolah saat ini tidak memadai sebagai tempat untuk menumbuhkan minat baca anak. Hal ini tidak terlepas dari kurikulum pendidikan.

Kurikulum yang terlalu padat membuat siswa tidak punya waktu untuk membaca. Banyak siswa yang terlalu sibuk dengan pelajaran yang harus diikuti setiap hari. Belum lagi harus mengerjakan Pekerjaan Rumah yang berlebihan. Oleh karena itu, solusi terbaik dalam membuka jalan pikiran seorang siswa agar mereka mempunyai wawasan yang luas, adalah dengan cara membaca.


Kamis, 11 Juni 2020

Kerja Sesuai Passion Akan Mempercepat Kesuksesan

“Visi kita akan masa depan yang lebih baik itu nyata; impian memang terwujud; tanpa kemungkinan itu, alam tidak akan memotivasi kita untuk mendapatkannya”

-John Updike-

 

            Saya tahu banyak orang telah membicarakan passion. Orang yang menjalankan hidup dengan passion adalah orang yang memiliki keberaniaan, kesetiaan, cinta, komitmen, dan kebulatan tekad  yang luar biasa untuk mencapai kebahagian. Orang-orang yang menjalani hidup selaras antara passion, filosofi, dan tindakannya merupakan orang-orang yang sangat kuat. Karena sepanjang hidupnya ia bekerja dengan perasaan senang hati. Pasti sempat terbayang di benak Anda betapa menyenangkan memperoleh pendapatan dari hal yang sangat kita suka, dan mungkin rasanya akan ringan berjuang di bidang yang kita suka.

Jika dikaitkan dengan passion, uang menjadi bukan segalanya. Saya sering melihat seseorang yang memiliki karir dan gaji bagus dalam sebuah perusahaan, namun ternyata bukan ini motivasi utama para orang kaya yang sukses itu. Bahkan, beberapa fakta menyatakan bahwa mereka tidak mengincar gaji saja. Namun Ia, tahu nilai norma dan motivasi kenapa Ia bekerja. Selain itu, Ia juga telah menyadari betul letak gairah terbesarnya. Ia meyakini gairah bukan saja soal uang. Coba saja Anda tanyakan pada mereka yang sukses tentang apa kunci hidupnya. Mereka pasti akan menjawab bahwa mereka melakukan apa yang benar-benar mereka suka.

Orang-orang yang setia pada passionnya mengetahui dengan jelas apa yang paling penting dalam hidupnya, dan bersemangat mengatasi apapun yang akan terjadi dalam hidupnya. Mereka tahu bahwa, satu-satunya cara agar memiliki kebahagiaan jangka panjang adalah dengan hidup berdasarkan kesenangan, komitmen, kesetiaan pada tujuan, dan hoby mereka. Mereka akan senantiasa merasakan kebahagiaan dan kepuasan jangka panjang secara sadar dan terencana. Orang-orang yang bekerja dengan passionnya akan memperoleh hasil yang pas. Karya besar yang pas dengan kompetensinya.

Banyak diantara anak-anak muda jaman sekarang terlihat enjoy dengan hobi mereka. Tak jarang pula mereka bisa menghasilkan uang dari hobi yang ditekuni. Seperti Adria Hirata yang hobi menulis dan akhirnya menciptakan karya buku novel tentang kehidupan anak-anak Indonesia dan banyak pula penyanyi yang berawal dari hobi yang akhirnya menjalaninya sebagai profesi yang mendatangkan banyak penghasilan. Atau seorang anak muda yang hobi fotografi yang akhirnya menjadi seorang fotografer profesional. Tertarik untuk mencari hobi untuk ditekuni? Anda juga bisa berusaha dari sekarang ini juga.

Terkait dengan contoh sebuah proyek yang akan dikerjakan secara bersama misalnya. Anda harus menyadari bahwa, Anda tidak akan mampu melakukan segalanya. Misalkan jika salah satu kelompok organisasi di daerah tempat tinggal Anda meminta Anda sebagai tenaga sukarela dalam membantu arus kas keuangan organisasi dan Anda berkeinginan menerimanya, sebaiknya Anda menawarkan kemampuan yang benar-benar Anda miliki. Jika Anda kompeten dalam bersosialisasi, namun sangat lemah dalam urusan hitung-menghitung arus kas. Sebaiknya Anda ikut terjun ke lapangan dan ikut serta dalam realisasi program kerjanya, daripada Anda akan membuat kas organisasi bocor karena kelemahan Anda.

Akuilah kelemahan itu dan bekerjalah pada area passion yang benar-benar cocok untuk Anda. Memang benar pengalaman lain harus Anda coba terlebih dahulu, tapi akan lebih baik lagi jika Anda belajar sambil jalan dengan rekan Anda di sebuah perkumpulan itu. Anda bisa banyak bertanya dulu kepada orang yang mengurus area pada bidang yang Anda anggap lemah dan Anda juga bisa sesekali waktu menyempatkan diri untuk silahturahmi kerumahnya atau Anda sendiri yang mengundangnya sambil makan malam bersama dan diskusi kecil terkait persoalan yang kurang Anda pahami. Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit Anda akan memahaminya.


“Sesuatu yang hebat tidak akan pernah tercapai kecuali oleh mereka yang berani mempercayai bahwa sesuatu didalam diri mereka

lebih baik dari keadaan yang ada”

-Bruce Barton-

 


Sukses Ditentukan Oleh Diri Kita Sendiri

“Masa depan tidak dapat diramalkan, namun dapat ditemukan. Kemampuan kita untuk menemukan masa depanlah yang memberi kita harapan dan menjadikan diri kita seperti yang kita inginkan”

-Dennis Gabor-

 

Banyak hal bisa menjadi faktor seseorang bisa gagal atau tidak dapat meraih kesuksesan yang diharapkan, beberapa hal diantaranya ialah sifat malas, tidak mau kerja keras, selalu berusaha menggunakan cara paling mudah, cepat dan hemat waktu namun ingin mendapatkan penghasilan paling banyak. Kurang melakukan pengembangan diri, jarang membaca buku penunjang, mendengar kaset edukatif, seminar, mengumpulkan informasi baru dan latihan lain-lain.

Seseorang yang hanya ingin memperoleh senangnya keberhasilan tanpa pernah merasakan sakitnya penolakan tidak akan pernah berhasil dalam jangka panjang. Tanpa pernah merasakan perasaan ditolak sebagai hal yang paling menyakitkan, maka hidup kita akan datar-datar saja. Saya sering melihat mereka melakukan hal-hal besar dalam hidupnya, tetapi mundur pada menit-menit terakhir dalam hidupnya. Mereka berakhir dengan perasaan yang cemas, jika dirinya melanjutkan hal ini maka akan mengalami sesuatu yang menyakitkan.

Seseorang bisa saja gagal karena tidak memiliki kesungguhan atau komitmen untuk sukses. Mudah putus asa dan menyerah pada waktu menghadapi rintangan. Bersikap sombong dan menganggap diri sendiri paling hebat dan berhenti belajar. Setelah mendapat ijazah dengan nilai terbaik dari kampusnya lalu Ia mengira itulah sukses yang sesungguhnya.

Dalam hidupnya Ia juga tidak ada tujuan atau goal yang tepat, tidak tahu apa yang diinginkan dalam hidup. Tidak pernah mencatat tujuan, hanya di kepala saja, tidak di kertas sehingga  goal visualizationnya menjadi lemah karena tanpa menggunakan media apapun untuk mengingatnya. Pergaulannya cenderung membatasi diri, ia menganggap tak berhak sukses dengan berbagai alasan, terlalu tua, tidak mempunyai modal, faktor bawaan keluarga, dan tempat dianggap tidak memungkinkan. Tidak ada tindakan yang efektif. Ia terlalu banyak rencana, tidak ada tindakan alias NATO (No Action Talk Only), bahkan parahnya lagi tidak ada satu tindakanpun yang dilakukan.

Seperti yang telah saya tulis pada bab sebelumnya. Hidup ini tidak akan pernah bebas dari resiko. Meskipun Anda telah memilih tujuan yang benar dan strategi yang paling baik sekalipun. Anda akan tetap ada kemungkinan menabrak sana sini dalam perjalanan. Akan ada banyak gangguan dan teror dari orang-orang pesimis di sekitar Anda.

Saat ini Anda hanya perlu memusatkan pandangan Anda pada tujuannya, bukan lintasannya. Teruslah menekan pedal gas Anda menuju puncak paling jauh menurut keyakinan Anda. Jangan terpengaruh dengan kerikil-kerikil kecil yang berserakan di jalan, jangan melepas kendali karena ramalan yang buruk oleh dukun kemarin malam. Teruslah belajar, satu-satunya orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah berbuat.

Memang benar jika Anda pintar secara akedemik, maka Anda akan lebih besar memiliki peluang untuk sukses. Namun disisi lain ada banyak yang memiliki potensi akademik yang bagus, kenyataannya sulit juga mendapat apa yang dicita-citakan. Orang yang berkemampuan kognitif tinggi tak diragukan lagi, ia akan mampu lulus menempuh kuliah sampai S2 di Universitas terbaik dengan IPK tinggi. Tetapi, apakah semua itu mampu diaplikasikan dalam dunia kerja yang nyata yang menuntut setiap orang harus bisa serba kreatif, inovatif, perubahan-perubahan yang serba cepat, adaptif, kerja keras, praktis, dan sebagainya? Saya rasa prestasi itu tidak seluruhnya menjamin.

Tidak ada yang menjamin Anda akan sukses. Terkadang lulusan Perguruan tinggi juga kualitasnya bisa tidak tahu apa-apa di dunia kerja dibanding lulusan bukan Perguruan tinggi. Sebagai buktinya telah banyak saya temukan sebagaian besar Owner sebuh perusahaan-perusahaan besar ternyata dimiliki oleh siswa yang dulunya adalah bekas dropout, tamat SD ataupun SMP. Oleh karena itu, saya tegaskan sekali lagi hanya diri sendirilah yang akan bertanggung jawab dengan tindakan kita, dengan mimpi besar kita, dengan cita-cita kita, dengan segala resiko hidup, dengan segala keadaan yang terkadang naik turun itu. Hanya Anda yang dapat mengendalikan dan memberdayakan diri Anda untuk meraih masa depan. Sekali lagi tidak ada yang menjamin Anda akan sukses, kecuali diri Anda sendiri.


Rabu, 10 Juni 2020

Sekeha Teruna: Media Belajar Leadership Sejak Dini


“Perjalanan ribuan mil berawal dari satu langkah.”
-Lao Tzu-


Untuk memperoleh kehidupan dan masa depan yang lebih cerah Anda perlu memberdayakan diri lebih banyak lagi. Kalau belum berhasil lakukan lagi dan terus lakukan sampai Anda benar-benar mencapai kesuksesan yang diinginkan. Kendalikan tekad Anda dengan kuat dengan demikian Anda akan mampu memimpin diri sendiri terlebih dahulu. Sebelum memimpin orang lain maka Anda perlu melatih, menumbuhkan, dan membiasakan jiwa kepemimpinan.
       Anda khususnya yang tinggal di Bali sebagai generasi muda dapat belajar banyak bagaimana memimpin sebuah komunitas. Sekeha teruna (kelompok Karang taruna) adalah organisasi yang keberadaannya ditentukan oleh ikatan kepentingan khusus. Menjadi generasi pembelajar merupakan suatu kepentingan khusus yang layak dipertahakan. Mengingat warga Sekeha teruna adalah kelompok brahmacarya (masa mencari ilmu) yang kehidupannya dicitrakan oleh suasana belajar dan proses pembelajaran.
Sekolah dan kampus menyediakan lingkungan pendidikan formal memberikan suasana belajar dan proses pembelajaran bagi pembentukan generasi yang sehat dan kuat serta mandiri. Banjar dan desa pakraman (Desa adat) menyediakan lingkungan pendidikan non-formal memberikan dukungan bagi pembentukan generasi berkecakapan dan berketerampilan. Keluarga menjadi lingkungan pendidikan informal memberikan harapan dan motivasi bagi pembentukan generasi yang berbudi.
Oleh karena itu untuk memahami eksistensi Sekaha teruna dapat dilakukan melalui penelusuran dalam ketiga lingkungan tersebut. Dengan menjadi generasi pembelajar Sekeha teruna dapat membangun kualitas diri dan eksistensi dirinya dalam kehidupan sosial budaya yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan seturut dengan perubahan dan perkembangan zaman.
Melalui proses pembelajaran Sekeha teruna dapat melakukan adaptasi dan penyesuaian diri berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai yang berkembang inheren dalam perkembangan kehidupan sosial dan kebudayaan. Dalam proses ini terjadi penafsiran dan pemahaman terhadap sistem dan struktur sosial budaya secara terus-menerus sehingga terjadi pemutakhiran pengetahuan, dan rekognisi. Sekeha teruna dengan demikian memiliki sebuah kemungkinan dapat hidup dan berkembang sepanjang zaman dalam segala zaman. Untuk menjadi wadah bagi Anda dalam menumbuhkan leadership sejak dini. Menjadi media untuk menempa mental Anda menjadi kuat dan cerdas.


Selasa, 09 Juni 2020

Sukses Berawal dari Mimpi: Milikilah 1 Mimpi Terbaik dan Berimajinasilah!


“Sesuatu yang hebat tidak akan pernah tercapai tanpa adanya orang-orang hebat, dan orang-orang menjadi hebat jika mereka bertekad untuk menjadi hebat”
-Charles De Gaulle-



Salah satu hal yang menyenangkan dari merencanakan adalah karena hal itu memberi kita kesempatan untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika kita mengambil langkah a, langkah b, atau langkah c. Sebuah konsep yang sangat ampuh dari kata visualisasi. Jika Anda memiliki tujuan dalam benak Anda, maka Anda harus bersedia mencoba berbagai macam pendekatan yang diperlukan sampai berhasil.
Fokusnya harus pada penyelesaian, bukan pada mempertahankan metode secara permanen. Jangan ragu melakukan evaluasi kembali terhadap cara-cara yang Anda gunakan untuk menjalankan rencana dan pikirkan kembali strategi Anda. Komitmen Anda adalah pada tujuan bukan pada metode yang permanen.
Jika Anda tidak tahu akan apa yang Anda inginkan, maka dengan mudah Anda akan dialihkan untuk melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak begitu Anda inginkan. Anda hanya akan membuang-buang waktu Anda sendiri. Anda hanya akan melakukan komitmen dengan setengah hati. Jika Anda mengejar gelar Sarjana hanya karena orang tua, kekasih, guru, atau orang lain sama artinya Anda tidak jujur pada diri sendiri. Benar-benar menyedihkan, karena tindakan ini pada akhirnya akan menyebabkan Anda kehilangan kontak dengan  apa sesungguhnya yang paling diinginkan dalam diri Anda.
Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang penulis hebat misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita. Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.
Jangan mengharapkan kekuatan Anda dapat dipindahkan secara otomatis. Anda harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Berikhtiarlah untuk mengetahui cara dunia luar dapat menggunakan kekuatan-kekuatan yang Anda miliki. Cobalah terlebih dahulu hal-hal yang berguna bagi dunia luar itu di tempat Anda, maka Anda akan melihat kekuatan Anda berkembang.
Untuk apa Anda harus tertati-tatih menjalani hidup dengan bertahan dibidang yang tidak akan pernah Anda kuasai? Anda sekarang harus lebih percaya, kalau yang terjadi pada master-master bidang tertentu sesungguhnya karena Ia bekerja pada bidang kompetensi inti mereka.
Stephen Covey dalam buku 7 Habits of Highly Efective People mengatakan kita membuat kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya. Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.

Minggu, 07 Juni 2020

Keajaiban Dunia yang Mengagumkan Ternyata Diciptakan oleh Manusia

“Para pemikir mengetahui hari ini kemana pikiran-pikirannya membawa mereka dan karenanya mereka membangun masa depannya dengan kualitas pikiran-pikiran yang dipikirkannya”

-Wilferd Arlan Peterson-


Harus kita akui bahwa tak ada yang lebih hebat daripada manusia seperti apa yang saya tuliskan pada bagian sebelumnya. Manusia adalah sosok yang sangat luar biasa. Otak manusia adalah emas yang banyak mengandung pikiran-pikiran cemerlang. Kita juga terkejut, ternyata semua karya fenomenal yang megah diseluruh dunia dibuat oleh manusia. Manusia sungguh hebat mampu memikirkan dan merancang karya-karya yang begitu indah. Kita bisa melihat hasilnya seperti Borobudur di Indonesia, tembok raksasa di Cina, menara eifel di Paris, dan karya-karya monumental lainnya. Ini adalah sebuah bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling kreatif, makhluk yang paling cerdas diantara ciptaan lainnya.

       Sungguh nikmat yang luar biasa kita dilahirkan menjadi manusia. Karya lain yang dikembangkan dari hasil kecerdasan manusia bisa juga kita lihat sampai hari ini. Handpone yang dulunya berukuran besar dan hanya bisa digunakan untuk melakukan panggilan dan pesan singkat, kini sudah berubah menjadi gadget yang serba canggih, tipis, dan tinggal menyentuh layar hampir bisa digunakan untuk apapun. Hanya tinggal meng klik satu tombol Anda bisa mendapatkan informasi apapun yang ingin Anda cari. Komputer yang dulunya bisa diletakan di rumah saja dan hanya digunakan oleh kalangan tertentu kini bisa digunakan oleh semua kalangan dan bisa dibawa kemanapun kita pergi.

    Itulah keajaiban dunia yang mengagungkan yang dibuat oleh orang-orang bertekad kuat untuk sukses. Orang-orang sukses seperti mereka memiliki prinsip bahwa Tuhan memberikan manusia itu potensi yang sama adilnya. Pikiran yang memiliki kekuatan dahsyat, waktu yang sama setiap harinya, membuktikan bahwa ketika seseorang berhasil mencapai satu capaian tertentu, maka kita juga bisa mencapainya. Itulah prinsip yang dimiliki oleh orang-orang sukses besar. Mereka juga berani berkata dalam dirinya, jika orang lain bisa melakukan hal hebat, maka mereka juga akan berpikir bisa lebih baik lagi dalam mencapainya. Sekali lagi, mereka terus berpikir bahwa diri mereka istimewa, unik, dan merupakan mahakarya agung dari Sang Pencipta. Mereka adalah orang sukses yang selalu memiliki pemikiran dan sudut pandang yang brilliant seperti ini:

1) Orang sukses seperti mereka memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mengambil titik pandang yang tak terduga dari hal-hal umum yang biasa kita temui.

2) Mereka memiliki visi jangka panjang yang kuat

3) Mereka memiliki cakrawala yang luas. Mereka memikirkan dan membicarakan isu-isu dan beragam pengalaman di luar kehidupan mereka sehari-hari

4) Mereka sangat antusias, menunjukan minat besar pada apa yang mereka perbuat, maupun pada hal-hal yang diungkapakan orang lain.

5) Mereka hampir tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri. Meskipun mereka memiliki kelebihan yang luar biasa dibandingkan yang lainnya

6) Mereka adalah manusia yang sangat ingin tahu. Mereka selalu bertanya, “mengapa?”. Mereka ingin tahu lebih banyak mengenai apa yang sedang terjadi

7) Mereka menunjukan empati yang baik dengan sesama. Mereka berusaha menempatkan diri mereka pada posisi Anda untuk memahami apa yang Anda katakan kepadanya

8) Mereka selalu memiliki selera humor, dan tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri.

9) Mereka punya gaya bicara sendiri dalam berkomunikasi dan berpenampilan

10) Mereka selalu bertindak sesuai dengan impian mereka

Baca Juga: Kebanyakan Emas Tergali Dari Otak Manusia

    Tidak hanya berupa karya ataupun produk yang mengagungkan, namun tindakan-tindakan besar yang telah banyak dilakukanpun kita bisa lihat sebagai hal yang menganggungkan dari manusia. Di Indonesia kita bisa melihat seorang anak muda sederhana, namun memiliki mimpi dan visi yang besar walau Ia lahir dari keluarga yang miskin. Ia tidak menyalahkan situasi krisis demi krisis yang dialaminya. Namun justru lewat krisis demi krisis yang dilaluinya, Ia menemukan banyak peluang-peluang emas yang pada akhirnya menjadikan mimpinya untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang menjadi juara dunia Olimpiade Fisika menjadi kenyataan. Beliau adalah Prof. Yohanes Surya, Ph.D.

    Ia telah merubah krisis menjadi kesempatan. Ia telah belajar untuk mengalami tempaan karakter, meningkatkan kharisma kepemimpinan, dan menjadi kompeten di bidangnya yaitu fisika. Ia telah mengubah wajah Indonesia dan dunia. Sadarlah, mari kita bangkit berdiri, dan mulai lihatlah kesempatan-kesempatan emas itu. Apakah yang Tuhan sedang berikan kepada kita lewat setiap krisis yang kita alami? Mungkinkah Dia sedang membentuk karakter kita?, mungkinkah Dia sedang menempa kharisma kita? mungkinkah Dia sedang melipatgandakan kompetensi kita sebagai calon-calon pemimpin masa depan Indonesia bahkan dunia? Mimpikanlah dan raihlah dengan segera! Tuhan menunggu manusia-manusia otak emas lain untuk dapat membuat karya-karya mengagumkan berikutnya.


Terpopuler