Artikel Terkini

Jasa Layanan Menulis

Kami adalah Freelancer yang menawarkan jasa/layanan penulisan yang berkualitas dan bergaransi, serta dengan harga terjangkau untuk sebuah ko...

Kamis, 11 Juni 2020

Sukses Ditentukan Oleh Diri Kita Sendiri

“Masa depan tidak dapat diramalkan, namun dapat ditemukan. Kemampuan kita untuk menemukan masa depanlah yang memberi kita harapan dan menjadikan diri kita seperti yang kita inginkan”

-Dennis Gabor-

 

Banyak hal bisa menjadi faktor seseorang bisa gagal atau tidak dapat meraih kesuksesan yang diharapkan, beberapa hal diantaranya ialah sifat malas, tidak mau kerja keras, selalu berusaha menggunakan cara paling mudah, cepat dan hemat waktu namun ingin mendapatkan penghasilan paling banyak. Kurang melakukan pengembangan diri, jarang membaca buku penunjang, mendengar kaset edukatif, seminar, mengumpulkan informasi baru dan latihan lain-lain.

Seseorang yang hanya ingin memperoleh senangnya keberhasilan tanpa pernah merasakan sakitnya penolakan tidak akan pernah berhasil dalam jangka panjang. Tanpa pernah merasakan perasaan ditolak sebagai hal yang paling menyakitkan, maka hidup kita akan datar-datar saja. Saya sering melihat mereka melakukan hal-hal besar dalam hidupnya, tetapi mundur pada menit-menit terakhir dalam hidupnya. Mereka berakhir dengan perasaan yang cemas, jika dirinya melanjutkan hal ini maka akan mengalami sesuatu yang menyakitkan.

Seseorang bisa saja gagal karena tidak memiliki kesungguhan atau komitmen untuk sukses. Mudah putus asa dan menyerah pada waktu menghadapi rintangan. Bersikap sombong dan menganggap diri sendiri paling hebat dan berhenti belajar. Setelah mendapat ijazah dengan nilai terbaik dari kampusnya lalu Ia mengira itulah sukses yang sesungguhnya.

Dalam hidupnya Ia juga tidak ada tujuan atau goal yang tepat, tidak tahu apa yang diinginkan dalam hidup. Tidak pernah mencatat tujuan, hanya di kepala saja, tidak di kertas sehingga  goal visualizationnya menjadi lemah karena tanpa menggunakan media apapun untuk mengingatnya. Pergaulannya cenderung membatasi diri, ia menganggap tak berhak sukses dengan berbagai alasan, terlalu tua, tidak mempunyai modal, faktor bawaan keluarga, dan tempat dianggap tidak memungkinkan. Tidak ada tindakan yang efektif. Ia terlalu banyak rencana, tidak ada tindakan alias NATO (No Action Talk Only), bahkan parahnya lagi tidak ada satu tindakanpun yang dilakukan.

Seperti yang telah saya tulis pada bab sebelumnya. Hidup ini tidak akan pernah bebas dari resiko. Meskipun Anda telah memilih tujuan yang benar dan strategi yang paling baik sekalipun. Anda akan tetap ada kemungkinan menabrak sana sini dalam perjalanan. Akan ada banyak gangguan dan teror dari orang-orang pesimis di sekitar Anda.

Saat ini Anda hanya perlu memusatkan pandangan Anda pada tujuannya, bukan lintasannya. Teruslah menekan pedal gas Anda menuju puncak paling jauh menurut keyakinan Anda. Jangan terpengaruh dengan kerikil-kerikil kecil yang berserakan di jalan, jangan melepas kendali karena ramalan yang buruk oleh dukun kemarin malam. Teruslah belajar, satu-satunya orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah berbuat.

Memang benar jika Anda pintar secara akedemik, maka Anda akan lebih besar memiliki peluang untuk sukses. Namun disisi lain ada banyak yang memiliki potensi akademik yang bagus, kenyataannya sulit juga mendapat apa yang dicita-citakan. Orang yang berkemampuan kognitif tinggi tak diragukan lagi, ia akan mampu lulus menempuh kuliah sampai S2 di Universitas terbaik dengan IPK tinggi. Tetapi, apakah semua itu mampu diaplikasikan dalam dunia kerja yang nyata yang menuntut setiap orang harus bisa serba kreatif, inovatif, perubahan-perubahan yang serba cepat, adaptif, kerja keras, praktis, dan sebagainya? Saya rasa prestasi itu tidak seluruhnya menjamin.

Tidak ada yang menjamin Anda akan sukses. Terkadang lulusan Perguruan tinggi juga kualitasnya bisa tidak tahu apa-apa di dunia kerja dibanding lulusan bukan Perguruan tinggi. Sebagai buktinya telah banyak saya temukan sebagaian besar Owner sebuh perusahaan-perusahaan besar ternyata dimiliki oleh siswa yang dulunya adalah bekas dropout, tamat SD ataupun SMP. Oleh karena itu, saya tegaskan sekali lagi hanya diri sendirilah yang akan bertanggung jawab dengan tindakan kita, dengan mimpi besar kita, dengan cita-cita kita, dengan segala resiko hidup, dengan segala keadaan yang terkadang naik turun itu. Hanya Anda yang dapat mengendalikan dan memberdayakan diri Anda untuk meraih masa depan. Sekali lagi tidak ada yang menjamin Anda akan sukses, kecuali diri Anda sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler