Artikel Terkini

Jasa Layanan Menulis

Kami adalah Freelancer yang menawarkan jasa/layanan penulisan yang berkualitas dan bergaransi, serta dengan harga terjangkau untuk sebuah ko...

Selasa, 30 Juni 2020

Belajarlah dari Pengalaman Orang Lain agar Menuai Sukses

“Bergaul dengan orang yang berpikir negatif dengan sendirinya mendorong Anda jadi pemalas, gagal.”

-Anthony Robbins-

 

    Memang,, semua orang pasti pernah mengalami kehidupan yang malang melintang. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang dulunya belum bisa memahami diri, bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Sebuah usaha yang harus terus menerus dilakukan demi mencapai tujuan. Bukan hidup yang banyak menghadirkan keluhan, rasa selalu ingin dibelaskasihi, mengaharapkan selalu bisa menerima dari orang lain bukan mengharapkan bisa memberi. Sungguh itu mental yang dapat menghancurkan kemandirian kita untuk berkembang. Seolah-olah tidak percaya pada kemampuan diri kita sendiri jika kita tidak pernah sadar dengan potensi diri yang kita miliki cukup kuat untuk menciptakan keberhasilan. Pribadi mandiri harus kita bentuk sejak awal, dengan demikian kita akan menjadi terbiasa untuk hidup mandiri dikemudian hari.

        Mengapa kita harus segera menjadi mandiri? Kalau orang tua kita kaya dan punya segalanya yang berkelimpahan untuk apa kita mempersulit diri? Untuk apa kita menyibukan diri? Pertanyaan itu terdengar tidak masuk akal bagi mereka yang sudah ada dalam skup orang berkelimpahan harta. Tetapi yang terjadi sesungguhnya ialah, telah banyak orang yang gagal meregulasi diri, mengatur diri untuk menyelesaikan persoalan hidup yang dialami. Kemandirian bukan saja persoalan uang, kemandirian bukan saja tentang hidup secara ekonomi. Namun kemandirian ini adalah mentalitas hidup yang diharapkan bangsa ini untuk terus dikembangkan, sehingga kita bisa menjadi generasi yang mempunyai leadership yang tinggi dalam menyelesaikan persoalan segala persoalan. Kalau pribadi kita mandiri, masyarakatpun akan menjadi mandiri, kalau masyarakat mandiri, maka bangsa Indonesiapun akan tumbuh menjadi bangsa yang kuat karena memiliki warga yang memilki mentalitas hidup yang kokoh, kuat, dan maju dalam pembangunan.

        Saya mempunyai seorang teman yang semangat juangnya layak untuk diceritakan pada buku ini. Betapa kuatnya orang ini bekerja, betapa hebatnya orang ini melalui sisi-sisi kehidupan yang penuh cobaan. Ia terbiasa memimpin sejak usianya sangat muda, bahkan lebih muda dari saya pada saat itu. Hidupnya tergolong tidak punya secara ekonomi, tapi apakah dia bermental pecundang ala mahasiswa yang 3K (kuliah, kost, tidur). Saya rasa tidak, sewaktu sama-sama menempuh pendidikan di bangku kuliah Ia banyak sekali melahirkan ide-ide brilian lewat tulisan dan organisasi-organisasi kecil yang Ia bentuk di kampus. Ia banyak melahirkan perubahan. Ia banyak menciptakan prestasi untuk diri dan teman-temannya saat itu.

    Sayapun tak pernah malu belajar darinya, padahal Ia itu adik tingkat saya berselang 4 semester. Saya belajar mengelola kelompok organisasi darinya, saya belajar menciptakan ide-ide cemerlang darinya seperti pada saat saya menulis buku ini. saya belajar menciptakan karya hidup yang dikemudian hari diharapkan bisa memberi manfaat positif kepada masyarakat luas. Bisa menjadi agen perubahan untuk bangsa ini. Jangan pernah malu belajar dari orang lain!

    Hari ini saya hanya punya semangat, keberanian, dan modal keyakinan yang membuat saya selalu bertahan. Ini yang membuat saya bisa hidup dalam sebuah kesederhanaan dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Keluarga yang saya cintai adalah motivasi untuk mengambil lompatan-lompatan menuju kesuksesan tertunda selanjutnya. Ayah dan ibu selalu menjadi pemandangan yang tidak pernah bosan untuk dipandang di koleksi foto saya. Daripada tidak punya semangat, tidak pernah melakukan tindakan-tindakan kecil seperti yang dilakukan oleh teman saya, akan lebih baik ketika kita bisa menjadi mereka yang tetap semangat untuk berjuang menatap masa depan. Akan terus saya perjuangkan, walaupun harus menyakitkan!

        Apapun situasimu belajarlah, jangan pernah kehilangan pelajaran kehidupan. Selagi masih hidup, teruslah bermimpi. Dikehidupan ini tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Siapapun orangnya dan apapun tingkatannya pasti selalu berhadapan dengan masalah. Barack Obama, dulu adalah seorang pemuda yang berjuang dari bawah, walaupun dia keturunan African American, yang memiliki sejarah panjang menjadi warga negara kelas 2 di dalam sejarah Amerika. Ia seolah menjadi mimpi yang menjadi kenyataan yang diilhami oleh tokoh pejuang persamaan hak Martin Luther King Jr, yang berjuang menegakkan azas persamaan hak.  Obama telah memutar balikkan wajah peradaban dunia dengan mendudukkan diri sebagai The First African American President in American History. Ia berani melewati berbagai krisis dalam hidupnya, Ia adalah salah satu figur seorang pemimpin yang pantas diakui dunia.

        Rekan-rekan muda, mari kita bangkit dan berdiri, serta mulai jeli melihat kesempatan-kesempatan emas apakah yang Tuhan sedang berikan kepada kita lewat setiap krisis yang kita alami? Seperti yang saya katakan di awal buku ini, mungkinkah Tuhan sedang membentuk karakter kita? Mungkinkah Tuhan sedang melipatgandakan kompetensi kita sebagai calon-calon pemimpin masa depan Indonesia bahkan dunia? Maukah Anda?

        Perlu juga kita ketahui, memang betul Bill Gates sukses bukan karena pendidikan (formal) yang menyandang gelar, juga Purdi E Chandra mendirikan Primagama padahal belum lulus kuliah. Tetapi harap diingat bahwa hanya satu diantara seribu atau berjuta orang yang seperti mereka. Mereka harus diperlakukan sebagai anomali dalam sebuah kejadian, mereka bukanlah suatu kebetulan saja. Artinya sukses yang diperoleh pasti ada hubungannya dengan belajar yang Ia tempuh walau bukan di bangku sekolahan atau Universitas.

        Kemampuan teknis adalah hard skill yang dipelajari di kelas dan di laboratorium. Mereka yang belajar dengan rajin, giat, dan tekun akan memperoleh kemampuan teknis yang baik, dicerminkan salah satunya dengan pencapaian nilai yang tinggi dan jujur. Contohnya adalah kemampuan membuat sebuah model. Perusahaan dapat dengan segera melihat apakah seorang calon karyawan benar-benar dapat membuat model pada saat diuji. Masalahnya, mempunyai kemampuan teknis yang tinggi saja tidaklah cukup Anda perlu belajar lebih banyak lagi dari berbagai sumber salah satunya adalah melalui buku dan pengalaman hidup orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler