Artikel Terkini

Jasa Layanan Menulis

Kami adalah Freelancer yang menawarkan jasa/layanan penulisan yang berkualitas dan bergaransi, serta dengan harga terjangkau untuk sebuah ko...

Senin, 13 April 2020

Mindset Sukses: Kuliah Itu Cari Ilmu, Bukan Cari Nilai Apalagi Unjuk Gengsi!



“Karakter yang membuat kita keluar dari tempat tidur, komitmen yang memindahkan kita ke dalam tindakan, dan disiplin yang membuat kita mampu untuk menindaklanjuti.”
-Zig Ziglar-

Pendidikan bukan hanya semata-mata melaksanakan kurikulum. Jauh lebih penting dari itu adalah falsafah pendidikan itu sendiri. Apa falsafah terhadap murid, kurikulum pendidikan dan guru. Dan yang tidak bisa diabaikan juga adalah bagaimana falsafah itu dijabarkan dalam tataran praktis kehidupan. Sekolah itu untuk cari ilmu, bukan untuk cari nilai. Setiap orang dalam kehidupan kita itu adalah guru, dan setiap tempat dimana kita berpijak itu adalah sekolah. Dan itulah laboratorium kehidupan.
Dimana ada pendidikan disitulah akan bangkit peradaban yang agung. Pendidikan bukanlah milik mereka yang kaya saja, bukan pula kekuatan mereka yang cerdas. Pendidikan adalah milik mereka yang mau belajar, mencari kebenaran, menemukan kekuatan, dan membawa perubahan. Pendidikan yang sebenarnya akan menjadi bangunan yang megah dalam jiwa.
Namun kini tempat yang semestinya kita gunakan sebagai pusat untuk menimba ilmu. Seolah-olah telah berubah menjadi wadah untuk menyalurkan gaya, penampilan, dan sedikit kesombongan. Bagaimana tidak saya berbicara demikian. Ini pengalaman saya sewaktu ikut menjadi Tim Pokja (kelompok kerja) pengembangan soft skill di kampus dan saya yang bertugas mengkoordinir atas mandat dari salah satu dosen saya. 
Saya temui mereka satu persatu, saya amati, saya observasi, saya ajak komunikasi hasilnya itulah yang saya temukan. Sedikit sekali dari mereka yang datang ke kampus benar-benar mengetahui tujuan utamanya. Parahnya lagi ketika diberikan angket jawaban responden benar-benar menggambarkan bahwa mereka tidak memiliki minat yang tinggi untuk berprestasi atau belajar dengan bersungguh-sungguh. Atribut soft skill jauh dari mereka. 
Apa yang sebenarnya Anda cari ke kampus? Berpakaian necis seperti menirukan selebritis yang identik dengan gaya hidup mewah. Motor bagus, mobil mahal dan mengkilap demikian yang banyak dapat kita lihat di beberapa kampus saat ini. ini bukanlah rasa iri pribadi saya terhadap situasi demikian, namun dari pengamatan yang saya lakukan tampaknya telah terjadi pergeseran dan motif-motif yang berbeda pada mereka yang datang ke kampus saat ini.
Apakah  berpenampilan necis itu tidak baik di kampus? Apakah ada yang salah ketika mahasiswa menaiki mobil mewah? Tentu saja jawabannya saya adalah tidak. Kita mengerti untuk datang ke tempat-tempat resmi atau tempat umum sudah seharusnya berpakaian rapi dan sopan sebagai bentuk kepribadian kita. Namun Anda telah melihat sendiri sekarang kita tidak bisa melihat hanya dari sisi tampilannya saja kan? Kita telah keliru. Lihat saja pakaian koruptor yang sebelumnya sangat meyakinkan itu. 
Meskipun saat ini banyak mahasiswa yang mengatakan datang ke kampus dengan alasan untuk belajar, tetapi hanya sedikit dari mereka yang tahu bagaimana cara belajar yang baik. Mereka hanya datang duduk diam. Mereka sibuk mencari akal bagaimana mendapatkan nilai yang bagus. Entah dengan menggunakan pendekatan pribadi dengan Dosennya, tukar menukar atau barter, bahkan mengancam Dosennya seperti peristiwa pembunuhan Dosen oleh mahasiswanya baru-baru ini.
Mereka hanya tahu cara belajar dalam dunia formal saja. Padahal dalam dunia informal ataupun nonformal banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan. Seperti pendapat Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Self Driving, generasi yang seperti ini adalah generasi yang akan tumbuh menjadi passenger atau generasi yang bermental penumpang yang dintandai dengan mental-mental sebagai berikut:
1)   Sudah puas dengan keadaan sekarang
2)   Tidak menyukai tantangan baru
3)   Takut menghadapi masalah dan takut melakukan kesalahan
4)   Dikendalikan oleh autopilotnya
5)   Sangat mencintai jabatan atau kekuasaan
6)   Menyandera organisasi sebagai alat untuk menumpang hidup
Ini baru dikalangan mahasiswa. Saya juga melihat ada yang kurang baik dari kalangan akademisi yang mengelola kampusnya dan yang mengajarnya juga. Mereka hanya mampu mencetak orang yang katanya pintar secara akademis namun jauh dari nilai-nilai kejujuran dan cinta kasih. Saat mahasiswa itu telah tumbuh dan memasuki dunia birokrasi atau perusahaan, akibatnya kebenaran menjadi sulit ditemukan. Korupsi merajalela bahkan merasuk ke kampus-kampus yang dilakukan secara terbuka oleh orang-orang pintar tanpa rasa malu, kejujuran menjadi sesuatu yang sulit ditemukan, dan keadilan mudah tergadaikan.
Dalam konteks inilah sebenarnya kita harus memandang problem substansial dari dunia pendidikan tinggi kita. Kampus telah kehilangan rohnya, tidak ada lagi tradisi akademik yang mengedepankan keterbukaan, kejujuran, dan pertangungjawaban, tidak ada lagi reward or punishment secara obyektif bagi yang berprestasi atau bermasalah, tidak ada lagi budaya diskusi yang baik sebagai sarana disseminasi IPTEKS, tidak ada lagi budaya membaca dan meneliti sehingga perpustakaan dan penelitian diperlakukan apa adanya, dan akhirnya tidak ada lagi academic responsibility dalam praktik kehidupan akademik.
Beberapa hal di atas hanyalah segelintir indikator dalam budaya akademik yang harusnya kita miliki, yang merupakan core values dan harusnya senantiasa melekat dalam pengelolaan masyarakat akademik, sehingga bilamana ciri khas ini hilang, maka hilanglah masyarakat akademik itu. Inilah yang menyebabkan kenapa mereka yang datang ke kampus tidak menjadi cerdas. Nilai A yang mereka dapatkan itu menjadi nilai semu yang sulit untuk dipertanggungjawabkan.
Sekali lagi kita cermati bahwa, bagi yang datang ke Universitas itu mestinya belajar. Fokusnya ialah belajar dan sanggup berkotor-kotor dalam segala aktivitas kampus, baik itu dalam kegiatan belajar berkelompok atau dalam komunitas, mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa, ataupun mendirikan kelompok-kelompok kecil yang mempunyai visi membawa perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler