Disusun Oleh:
I
Putu Susila Darma
Pendidikan
Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Buleleng
Bapak Ibu yang saya hormati,
Budaya positif merupakan nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan
bertanggungjawab.
Dalam menciptakan budaya positif di sekolah
tidak dapat berdiri sendiri. Diperlukan adanya kolaborasi dari seluruh kekuatan
yang ada baik dari dalam maupun dari luar sekolah. Misalnya Kepala Sekolah,
rekan guru, murid dan orang tua serta lembaga lainnya yang dapat mendukung
pelaksanaan budaya positif.
Dari modul 1.1 sampai dengan modul 1.4 ini
sangat erat kaitannya dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Budaya positif dilaksanakan sesuai dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar
Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Oleh karena itu menurut
KHD, pendidikan adalah tempat bersemainya benih-benih kebudayaan.
Guru diibaratkan sebagai seorang petani yang
mengelola dan menuntun siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi
sesuai kodrat alamnya dan budaya positif agar dapat menjadi murid yang
berprofil pelajar Pancasila (beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, mandiri,
bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebinekaan global). Dalam
menyusu program budaya positif juga diperlukan kolaborasi dengan murid.
Sehingga murid tidak merasa terbebani dalam melaksanakan budaya positif.
Murid diajak membuat suatu kesepakatan yang
berpihak pada murid. Hal ini merupakan implementasi dari “Merdeka Belajar”.
Selain itu, guru juga perlu menguasai dan mengaplikasikan nilai dan peran guru
penggerak dalam melaksanakan budaya positif di sekolah. Antara lain: mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.
Budaya positif merupakan bagian dari visi
guru penggerak. Budaya positif harus dikembangkan sehingga mampu untuk
mewujudkan visi guru penggerak yang nantinya juga akan lebih luas lagi menjadi
visi sekolah. Yaitu “Terwujudnya merdeka belajar dan murid yang memiliki
kompetensi Profil Pelajar Pancasila”.
Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan
adanya kolaborasi kekuatan positif yang ada baik dari luar maupun dari dalam
sekolah (pemetaan kekuatan). Dalam hal ini dapat dilakukan melalui suatu
pendekatan yaitu pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA (Buat
pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali impian, Jabarkan rencana, Atur eksekusi).
Inkuiri Apresiatif adalah suatu pendekatan berbasis kekuatan positif.
Dari sinilah, peran guru penggerak sangat
penting dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya
positif di sekolah
- Guru
penggerak harus mampu menjadi teladan
- Menjalin
kolaborasi dengan rekan guru lain dan seluruh warga sekolah dalam
melaksanakan budaya positif
- Menggerakkan
komunitas praktisi yang ada di sekolah
- Menjadi coach bagi
guru lain serta mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran yang berpihak
pada murid
Guru penggerak harus bisa menumbuhkan budaya
positif di kelas menjadi budaya positif di sekolah dan menjadi visi di sekolah.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara :
- Memulai
dari diri sendiri dalam menumbuhkan budaya positif di kelas dan menajdi
teladan bagi seluruh warga sekolah
- Mensosialisasikan
dan berkolaborasi dengan rekan guru serta Kepala Sekolah
- Penuh
kesabaran, keuletan, dan positif thinking terhadap penolakan ide dan
pelanggaran
- Terus
melakukan refleksi dan perbaikan
SETELAH SAYA MENINJAU ULANG KESELURUHAN
MATERI PEMBELAJARAN DI PAKET MODUL 1 DAN MEMBUAT SEBUAH KONEKSI ANTAR MATERI
YANG SUDAH SAYA PELAJARI, MAKA SEBUAH REFLEKSI PEMAHAMAN SAYA TERKAIT
KESELURUHAN MATERI MODUL BUDAYA POSITIF ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1.
Saya telah memahami konsep-konsep inti yang
telah saya pelajari di modul 1.4 yaitu: disiplin positif, teori
kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol
guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Hal-hal
yang menarik untuk saya yang terjadi dan di luar dugaan adalah terkait posisi
control guru yang paling sesuai adalah menjadi manajer
2.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya
dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah setelah mempelajari
modul adalah ingin membuat dan menciptakan murid yang berkualitas sesuai nilai
kebajikan Universal
3.
Pengalaman
yang pernah saya alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul
Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah
adalah mencoba menerapkan segitiga restitusi yang pada kenyataannya guru harus
menguasai betul langkah dan tahapannya
4.
Perasaan yang saya alami dari hal-hal
tersebut adalah sangat senang karena siswa memberikan feedback yang luar biasa
dan menyenangkan
5.
Menurut saya, terkait pengalaman dalam penerapan
konsep-konsep budaya positif, hal yang sudah baik adalah siswa memmberikan
respon positif dan berani atau terbuka, sedangkan hal yang perlu saya perbaiki
selalu mencoba untuk memiliki pertanyaan alternative saat siswa menjawab tidak
sesuai harapan saya
6.
Sebelum mempelajari modul ini, ketika
berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi yang paling
sering saya pakai adalah posisi pemantau, dan bagaimana perasaan saya saat itu
adalah masih penuh keraguan dan merasa ada yang perlu diperbaiki, namun Setelah
mempelajari modul ini, posisi yang sering saya pakai adalah posisi
manajer, karna membuat perasaan saya sekarang menjadi puas dan senang. Karena
yang saya lakukan saya yakini akan berdampak positif dalam jang waktu yang lama
7.
Sebelum mempelajari modul ini, saya juga
pernah menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid.
Namun pada praktiknya ada bagian yang belum saya lakukan dengan maksimal
Bapak Ibu yang saya hormati,,
Demikian tugas Koneksi antar materi dan langkah
dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya
positif di sekolah. Semoga dapat bermanfaat