Artikel Terkini

Jasa Layanan Menulis

Kami adalah Freelancer yang menawarkan jasa/layanan penulisan yang berkualitas dan bergaransi, serta dengan harga terjangkau untuk sebuah ko...

Sabtu, 19 November 2022

Kesimpulan Naratif Modul 1.2 (Nilai & Peran Guru Penggerak) dan Kaitannya dengan Modul 1.1 (Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara) dalam Bentuk Refleksi Model 4P

 


                                             Calon Guru Penggerak; I Putu Susila Darma

PERISTIWA

Berikut adalah kesimpulan yang dapat saya sampaikan mengenai kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya pahami Ketika awal mempelajari modul. Pada intinya modul 1.1 dan 1.2 tidak terlepaskan dari cara kita memandang diri sebagai Calon Guru Penggerak dalam konteks pendidikan dan pembelajaran. Isi modul 1.1 adalah Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara sedangkan isi modul 1.2 adalah Nilai dan Peran guru penggerak. Pencerahan tambahan yang saya peroleh secara teori adalah pilosofi pendidikan KHD sangat relevan dijadikan kerangka pendidikan Indonesia dan Guru penggerak wajib mendalami dan mengimplementasikan pilosofi tersebut dalam kelas dan Sekolah.

saya tertarik dengan definisi Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu : Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Setiap anak mempunyai kodrat alam dan kodrat zaman. Kedua pengertian inilah yang paling menarik bagi saya. Selain yang lain yang tidak kalah pentingnya pemikiran Ki Hadjar Dewatara tentang Pendidikan ini saya juga tertarik untuk terus menghayatinya.

Pilosofi KHD ini sangat terkait dengan kegiatan saya sebagai guru Sekolah Dasar, yang harus bisa memandang setiap anak mempunyai kodrat alam yang berbeda sehingga menimbulkan perilaku, sifat, sikap dan motivasi yang berbeda berdasarkan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat di mana murid berada. Sehingga saya harus bisa memilah informasi yang masuk terkait dengan kondisi murid dan membedakan perlakuan/treatmen yang harus diberikan, sehingga murid tersebut bisa lebih baik. Tuntunan sebaik apapun, jika tidak didukung oleh kodrat alam yang baik, maka murid akan sulit utuk mengubah perilakunya, atau hanya sedikit berubah. Selain itu terkait dengan kodrat alam, maka murid-murid pasti mempunyai potensi yang pantas ditampilkan/dikembangkan.

Mempelajari asas trikon, pendidikan Budi Pekerti, perbedaan pendidikan dan pengajaran, memperbaiki laku murid yang diibaratkan sebagai seorang peteni, mengenal dasar jiwa anak, teori tabularasa yang sudah tidak relevan, teori negative (siswa ibarat kertas yang sudah isi coretan samar-samar), sangat ingin saya perdalam lagi secara detail ilmunya. Kemudian materi permainan anak adalah pendidikan adalah penguatan baru yang saya dapatkan. Metode Montesori, serta Frobel, dan Taman Anak/siswa.

Kemudian ketika saya mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan guru penggerak, di sini saya menemukan pencerahan dan penguatan lagi. Masih di ranah pemberian layanan pembelajaran kepada anak-anak, bahwa nilai dan peran guru penggerak salah satunya adalah berpihak pada anak. Sehingga ketika saya memberikan layanan pembelajaran, saya harus lebih memahami karakteristik murid.

Momen menantang dan mencerahkan berikutnya ketika saya baru mengetahui 4 kompetensi guru penggerak, lima nilai guru penggerak, dan 5 peran yang harus dimiliki oleh guru penggerak. Point-point penting pembelajaran itu akan menjadi pengetahuan dan wawasan saya dalam membantu manajemen dan pengembangan sekolah. Diri guru penggerak adalah berpikir system, memahami perubahan, berpikir asset, membangun keselarasan (koherensi), dan bertanggung jawab. Pada intinya Guru penggerak diharapkan mampu menumbuhkan Sekolah dan Ekosistem Pendidikan agar berpihak pada murid.

 

PEMBELAJARAN

Keterkaitan antara modul 1.1 dan 1.2, yang dapat saya maknai adalah guru penggerak harus mampu menciptakan pembelajaran dan ekositem sekolah sesuai dengan pilosofi KHD. Nilai dan Peran Guru Penggerak juga diejawantahkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang didasari pilosofi KHD. Guru penggerak harus berfokus pada murid dan berusaha menggali potensi-potensi murid yang masih terpendam seperti diistilahkan dalam teori gunung es. Guru penggerak menggunakan profil pelajar Pancasila sebagai tolak ukur utama dalam mengembangkan kompetensi siswa.

Sebagai guru penggerak maka harus memahami filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, seperti tujuan pendidikan (memerdekakan manusia, menjadikan manusia selamat dan Bahagia), filosofi tri rahayu (Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bongso, Hamemayu Hayuning Bawono), pilosofi Trikon (Kontinu, konvergensi, konsentris), Filosofi Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri handayani), serta filosofi tringa (Ngerti, Ngeroso, Ngelakoni), dan masih banyak lagi teori lainnya harus diimplementasikan bukan hanya untuk dipelajari di atas kertas.

 

PEMBELAJARAN

Ketika mempelajari modul 1.2 ini benar-benar saya mendapatkan sesuatu yang luar biasa dan bermanfaat. Kalau selama ini pemahaman saya tentang filosofi Pendidikan KHD hanya sekilas dan itu biasanya saya searhing diinternet. Tetapi ketika mempelajari modul-modul ini saya mendapatkan informasi yang sangat penting sekali dalam hubungan saya dengan murid-murid dan sebagai guru yang kompeten

Sebelum mempelajari filosofi Pendidikan KHD dan Nilai serta peran Guru penggerak, saya hanya mempunyai pikiran, bahwa murid-murid seperti gelas/kertas kosong yang harus diisi, serta perlakuan terhadap semua murid hampir sama walaupun ada perbedaan perlakuan tetapi itu tidak mendasar. Tetapi sekarang saya berpikir, bahwa murid-murid sudah terisi wadahnya bahkan mungikin sudah hampir penuh. Tugas saya sekarang membimbing sehingga yang sudah ada semakin bagus dan bertambah pengetahuan dan wawasannya. Serta bertugas menggali potensi yang masih terpendam untuk segera dimunculkan.

Sebelumnya saya juga berpikir bahwa hanya Kepala Sekolah yang memipin manajemen Sekolah dan Pengembangan Sekolah. Namun saat ini saya menyadari bahwa Guru Penggerak itu adalah agen perubahan di Sekolah yang dapat memberikan dan membawakan pengaruh baik kepada kepala Sekolah, warga sekitar Sekolah, dan termasuk juga warga masyarakat. Guru Penggerak tidak mesti berada dalam posisi/jabatan Pimpinan namun harus senantiasa bergerak, tergerak, dan menggerakan ekosistem sekitar.

 

PENERAPAN KEDEPAN (RENCANA)

Rencana pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak diantaranya: 1) Dalam rangka mengembangkan diri, maka saya akan mengikuti kegiatan-kegiatan yang akan menambah wawasan dan keterampilan saya sebagai pendidik menuntaskan pelatihan mandiri di PMM, dan sebagai Guru pada umumnya secara mandiri saya akan melaksanakan kewajiban sesuai 4 kompetensi guru penggerak, nilai, dan peran guru penggerak.

2) Mengadakan kegiatan bersama guru-guru lainnya dalam rangka pengembangan diri masing-masing diantaranya kolaborasi dalam pembelajaran proyek, pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, dan desiminasi materi penyegaran/penguatan kompetensi, 3) Selalu merefleksikan setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas sehingga mendapat umpan balik tentang pemberian layanan pembelajaran tersebut baik dari murid maupun dari teman sejawat.

4) Berkolaborasi dengan semua guru untuk memposting inovasi pembelajaran di kelas lewat media sosial sekolah dengan demikian mereka akan terdorong untuk membuat pembelajaran yang inovatif, 5) Memperlakukan murid sebagai insan yang berpotensi baik, dan insan yang mempunyai hak untuk bergerak sesuai pilihannya dengan diiringi tuntunan yang baik dari para guru, 6) menggerakan komunitas praktisi didalam Sekolah maupun diluar sekolah, serta 7) memberikan coaching bagi guru-guru yang mengelami kendala dan meminta bantuan

 

Rabu, 16 November 2022

KISAH NARATIF I PUTU SUSILA DARMA (DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK)

Dalam kesempatan ini, saya akan mencoba menggambarkan diri saya dimasa depan sebagai seseorang yang telah menjalani tugas dan kewajiban sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun lamanya. Dalam kesempatan ini juga ijinkan saya mendeskripsikan kegiatan dan dokumentasi nyata terkait apa yang sudah saya lakukan sebagai seorang guru di Sekolah. Semoga dapat menjadi inspirasi serta memberi manfaat pada sesama guru.

Pemberdayaan Kegiatan Pembinaan sampai menghasilkan Prestasi


Sebagai Guru Penggerak saya menyadari akan Nilai yang melekat pada diri saya. Nilai ini menjadi tuntunan dan amalan saya untuk melakukan aktivitas di Sekolah. Sebagai seorang guru penggerak yang dikodratkan untuk mengambil peran menumbuhkan sekolah dan ekosistem pendidikan agar berpihak pada murid maka saya terus belajar dan berproses untuk menjadi guru penggerak yang bisa membawa perubahan melalui transformasi pendidikan. Aktivitas yang secara sadar, nyata, dan saya kembangkan sendiri di Sekolah baik dalam aktivitas keseharian, terprogram rutin berkelanjutan, dan ad-hoc (khusus) dapat saya ceritakan sebagai berikut:

Dalam peran memimpin pembelajaran saya mencoba untuk melakukan aktivitas-aktivitas keseharian di kelas/Sekolah secara rutin yaitu 1) datang lebih awal dari jam ketentuan Sekolah yaitu jam 07.00., 2) jika sedang mendapatkan giliran piket guru saya bertugas di gerbang jaga untuk menyambut kedatangan/kehadiran siswa. Mengucapkan selamat pagi dan salam Om Swastyastu kepada setiap siswa yang dating, 3) pergi ke ruangan guru untuk menghidupkan pengeras suara memutar lagu-lagu wajib nasional dan mengibarkan bendera merah putih bersama tim piket, 4) memberikan 5 menit motivasi kepada anak-anak sebelum mulai pembelajaran ke kelas. Kegiatan yang dilakukan bisa terkait materi kebersihan kelas, kebersihan halaman, kedisiplinan, dan kegiatan edukasi kesehatan, 5) memasuki ruang kelas mendampingi anak-anak yang sedang piket kelas melaksanakan kebersihan dan piket sembahyang, 6) mulai melaksanakan pembelajaran sesuai jadwal,

7) dalam pembelajaran saya berusaha mengkemas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Fokus pada pelaksanaan pembelajaran saya selalu kontinyu untuk menggunakan media pembelajaran dalam bentuk gambar dan video yang saya akses dari Youtube, dalam pembelajaran saya juga berusaha menggunakan model/metode pembelajaran yang inovatif diantaranya Cooperatif learning, CTL, PBL, Percobaan, Praktik langsung, unjuk kerja, dan sebagainya. 8) dalam pembelajaran saya juga merancang kelas inspirasi yaitu orang tua siswa diberikan kesempatan untuk. Kegiatan ini dilakukan secara ad-hoc mempertimbangkan kesediaan waktu dan kesediaan orang tua untuk mengisi pembelajaran berkolaborasi dengan guru kelas, 9) membuat tes assesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menggunakan komputer, 10) mengajak anak-anak untuk memperoleh pengalaman belajar yang baru diantaranya penggunaan lab komputer keliling, mengajak berkunjung ke Perpustakaan Sekolah maupun Perpustakaan Daerah, 11) dan aktif membina dan mendampingikegiatan ekstra melukis. Demikian peran peran yang saya lakukan dalam memimpin pembelajaran.

Dalam peran sebagai Coach bagi guru lain saya selalu berusaha memposisikan diri sebagai pemberi informasi, dan memberikan pengaruh yang positif dan memberdayakan kepada teman-teman sejawat diantaranya: 1) memberikan informasi dan membimbing teman sejawat untuk berlatih dan belajar mengakses platform merdeka mengajar, 2) berbagi praktik baik lewat kegiatan refleksi yang dilakukan bersama-sama dengan guru dan Kepala Sekolah, 3) melakukan kegiatan diskusi kecil dengan teman-teman guru yang tertari berdialog tentang pembelajaran proyek, 4) membimbing guru untuk mempelajari bagaimana cara mengakses platform merdeka mengajar di Sekolah tempat bekerja, 5) mendampingi teman sejawat dalam menyusun ATP dan TP sesuai dengan CP (Capaian Pembelajaran), 6) ikut serta merumuskan program-program Sekolah melalui FGD bersama guru-guru dengan dipandu oleh Kepala Sekolah. Sebagai Coach saya mencoba memahami selalu berinisiatif menggagas kegiatan Guru di Sekolah yang berbasis keberpihakan pada murid. Demikian kegiatan yang saya lakukan ketika sebagai Coach bagi guru lain.  

Kolaborasi berarti bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan atau menghasilkan sesuatu. Dalam peran sebagai Pendorong Kolaborasi saya mencoba untuk melakukan beberapa aktivitas dalam keseharian maupun yang bersifat khusus diantaranya: 1) saya berkelompok/melibatkan tim untuk mengambangkan/membina siswa dalam kegiatan lomba menggambar dan mewarnai, 2) bergotong royong untuk melakukan penilaian program liga kelas yang berorientasi pada komitmen untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan, 3) bekerjasama/berkolaborasi dengan guru Agama dan Guru PJOK untuk memberikan materi Pembelajaran Proyek dengan Tema Gaya Hidup Berkelanjutan pada topic Pengelolaan sampah plastik. Guru PJOK memberikan materi dari sisi kesehatan terkait pengelolaan sampah plastik, sedangkan guru Agama memberikan materi dari sisi menjaga pelestarian tempat suci dari sampah, 3) berkolaborasi memberikan pembelajaran Seni secara merdeka pada anak-anak berdasarkan minta dan bakatnya, saya mengajarkan Seni Rupa, Guru berikutnya mengajar Seni Musik, dan Guru berikutnya lagi mengajarkan Seni Tari, 4) membantu merumuskan dan merencanakan perbaikan dan pengembangan fasilitas sekolah melalui sistem tender/lelang (ad-hoc). Itulah aktivitas kolaborasi yang kita lakukan di Sekolah.

Dalam peran mewujudkan kepemimpinan murid saya juga mencoba melakukan aktivitas secara rutin diantaranya: 1) melakukan kegiatan upacara Bendera yang dilakukan setiap hari Senin Pagi, 2) melakukan kegiatan briefing/pengkodisian/motivasi 5 menit untuk menguatkan karakter dan budi pekerti anak, 3) melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode berkelompok berbasis tutor sebaya untuk membiasakan anak-anak menjadi seorang inisiator dalam kelompoknya, 4) mengembangkan program entrepreneurship untuk melatih kegiatan anak-anak mandiri dalam berkegiatan, 5) terus melakukan praktik baik berupa kegiatan literasi membaca yang bertujuan membuka pengetahuan dan wawasan anak sebagai pemimpin dimasa depan, 6) membekali siswa pelatihan TIK melalui kegiatan ekstrakurikuler komputer dan penggunaan komputer di dalam Perpustakaan Sekolah, 7) mengembangkan ekstra kurikuler lebih banyak dari jumlah sebelumnya dengan tujuan mengakomodir semua bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa. 8) mengadakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan melalui kegiatan baris-berbaris setiap awal kegiatan pagi.  Demikian beberapa kegiatan/aktivitas yang coba akan dan sudah kami laksanakan di Sekolah.

Berikutnya, dalam peran menggerakan komunitas Praktisi saya mencoba melakukan berbagai kegiatan diantaranya: 1) menjadi Ketua Komunitas KKG dan mencoba membuat program kerja setiap tahunnya, 2) membuat grup belajar berupa WA dan telegram untuk berbagi informasi dan praktik baik, 3) mengikuti kegiatan kompetisi ilmiah, 4) mengajak rekan sejawat untuk belajar dalam forum guru belajar berbagi pada setiap hari Sabtu dan ini rutin dilaksanakan setiap minggunya. 5) menjadi Narasumber ditempat kerja sendiri dan di komunitas lain terkait topic-topik pengembangan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan Profil Pelajar Pancasila. Demikian yang saya dapat gambarkan mengenai diri saya dimasa depan sebagai seseorang yang telah menjalani tugas dan kewajiban sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun lamanya. Semoga dapat menjadi inspirasi serta memberi manfaat pada sesama guru.

Terpopuler